Perjuangan Maulina Melawan Obesitas, Hidup dengan Harapan di Tengah Keterbatasan

ACEH ONE

- Redaksi

Jumat, 26 September 2025 - 03:27 WIB

50219 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lhokseumawe – Sepekan terakhir, Maulina Anggraini (29), warga Gampong Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, dirawat di Rumah Sakit Kesrem, Lhokseumawe. Tubuhnya yang diperkirakan mencapai berat 200 kilogram menempatkan ia pada kondisi kritis. Mobilitasnya terhenti total; duduk maupun berjalan tak lagi mampu dilakukan.

Sejak orang tua mereka meninggal, Maulina tinggal bersama kakaknya, Putri Khairani (32), yang kini menjadi satu-satunya penopang keluarga. Putri bekerja di sebuah tempat penitipan anak dengan penghasilan Rp 600 ribu per bulan. Dari jumlah itu, ia menanggung kebutuhan Maulina dan dua adik lainnya, termasuk seorang yang masih kuliah.

“Adik saya mulai naik drastis berat badan sejak SMA. Padahal makan nasi cuma sekali sehari, selebihnya jajanan. Sekarang kondisinya sudah parah, tidak bisa berjalan sama sekali,” kata Putri di sela menjaga adiknya di rumah sakit, Kamis (25/9/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski biaya rawat inap ditanggung BPJS, terapi khusus penurunan berat badan tidak termasuk. Obat suntik—yang harus diberikan delapan kali dalam dua bulan—dijual Rp 3 juta per paket. “Kalau habis, harus beli lagi. Ekonomi kami pas-pasan. Untuk makan saja sudah sering kesulitan,” tutur Putri.

Sebelum kondisinya memburuk, Maulina sempat mengikuti jejak kakaknya bekerja di penitipan anak. Namun rasa sakit yang kian sering hadir memaksanya berhenti. Perlahan, tubuhnya membesar hingga kini ia sepenuhnya bergantung pada bantuan orang sekitar.

Tokoh masyarakat Kuta Blang, Amiruddin Yusuf, mengungkap warga sudah berusaha membantu. Namun, menurutnya, upaya kolektif itu belum cukup. “Doa sangat penting, tapi Maulina juga sangat membutuhkan uluran tangan agar bisa berobat. Semoga ada yang peduli,” ujarnya.

Keluarga Maulina tinggal di sebuah rumah kayu sederhana yang atapnya kerap bocor saat hujan deras. Hidup dalam keterbatasan ekonomi sekaligus bergelut dengan penyakit membuat harapan sembuh terasa semakin berat. Namun, dari tatapan Putri, terlihat jelas tekad untuk tidak menyerah—sekalipun langkah yang dihadapinya jauh lebih berat daripada sekadar menahan bocornya atap rumah.

Berita Terkait

3,87 Juta Batang Rokok Tanpa Cukai Digagalkan Masuk ke Pasar Aceh, Bea Cukai Lhokseumawe Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelaku Ilegal
Kolaborasi Bea Cukai dan Instansi Terkait di Lhokseumawe Perkuat Kapasitas Ekspor UMKM Aceh Melalui Bimbingan Teknis

Berita Terbaru

HUKUM & KRIMINAL

Residivis Pencurian di Sabang Kembali Diamankan Polisi

Kamis, 30 Okt 2025 - 23:44 WIB